Ini Cerita Sesungguhnya Kenapa Cincin Pertunangan Memakai Berlian
- blogcincintunangan
- Jul 20, 2017
- 3 min read

Meskipun tradisi bertunangan sendiri bukan lah tradisi asli yang berasal dari Indonesia, akan tetapi cukup banyak pasangan – pasangan di indonesia yang menggelar acara pertunangan mereka sesudah si laki – laki dan perempuan memutuskan untuk lebih serius dalam berhubungan tapi belum untuk menikah. Tapi sering di jumpai, di peristiwa tunangan tersebut si wanita di pakai kan cincin oleh pasangan laki – laki nya yang bertujuan sebagai petunjuk bahwa wanita tersebut telah hampir jadi milik si laki – laki ini. Di wilayah bagian Eropa atau Amerika, tidak jarang cincin pertunangan yang di guna kan sebagai mahar atau penanda ikatan ini di hiasi dengan berlian berkilau yang jauh lebih mewah dari cincin yang pada umum nya di pakai untuk acara pernikahan. Ada juga sebuah tradisi bahwa cincin tunangan yang dahulu itu di turunkan pada anak laki - laki untuk di pakai kan pada calon istri nya nanti.
Mungkin anda pernah merasa penasaran kenapa ini hal seperti ini di lakukan ? Sayang nya, jika di runtut menurut sejarah nya alasan kenapa para wanita di pakai kan cincin berlian ketika tunangan hampir tak ada romantis – romatis nya malahan lebih menjurus pada urusan bisnis.
Prosesi pertunangan yang saat ini telah jadi sebuah budaya baru di dunia ini di kabarkan telah muncul sekitar tahun 1800 - an. Pada masa itu, di Amerika, para laki – laki belum terpikirkan untuk memberikan cincin sebagai tanda cinta terhadap pasangan atau calon istri nya. Akan tetapi, para laki – laki ini memberikan bidal atau penutup jari supaya jari para pasangan nya tak tertusuk ketika meraka sedang menjahit. Saat pasangan ini pada akhir nya menikah, bagian atas dari bidal ini akan di buang sehingga bidal yang bagian atas nya telah di buang itu tadi dapat di jadi kan cincin untuk di gunakan di jari mempelai perempuan.
Berbeda lagi dengan tradisi yang di lakukan di Inggris. Di kala prosesi pertunangan di langsung kan, para pasangan ini akan memotong sebuah emas atau perak menjadi dua bagian. Lalu pasangan ini akan menyimpan nya bagian dari emas atau perak yang telah di bagi jadi dua tadi masing - masing. Lalu calon pengantin dan juga para tamu yang di undang akan meminum segelas wine untuk mengesahkan pertunangan yang telah di laksanakan pada hari itu.
Cincin pertunangan yang sampai sekarang masih di guna kan ini mulai populer di abad ke - 13. Saat itu, Pope Innocent III mengumum kan kewajiban tentang waktu tunggu antara pertunangan dan juga pernikahan. Lalu di pakai lah cincin sebagai media untuk mengikat komitmen yang pada saat itu di buat dari bahan besi dan setelah beberapa waktu mulai di buat dari bahan emas. Lalu pada masa itu tercipta sebuah pandangan baru tentang penggunaan cincin pertunangan di jari sebelah kanan karena menurut kepercayaan di Yunani dan Rowami bahwa pembuluh darah vena yang terdapat pada jari tersebut memiliki hubungan langsung ke jantung.

Penggunaan berlian untuk cincin pertungan pertama kali di lakukan oleh Archduke Macimillian dari Austria pada tahun 1477. Mula – mula nya penggunaan berlian untuk cincin tunangan hanya di lakukan oleh para bangsawan saja, penggunaan cincin berlian sebagai cincin tunangan oleh orang – orang biasa adalah sebagian dari strategi marketing yang di lakukan oleh DeBerrs pada tahun 1477.
Seperti yang telah di lansir oleh Atlantic, perusahaan tersebut adalah yang telah memanipulasi ketersediaan dan juga permintaan berlian yang di temukan di wilayah Afrika Selatan. DeBeers malahan telah mempekerjakan para agensi untuk menunjang penanaman pemikiran – pemikiran baru bahwa berlian dapat di jadi kan sebuah tanda status sosial setiap orang. " Dengan mempertahankan fiksi bahwa berlian merupakan sebuah barang yang langka dan dapat di waris kan membikin para orang – orang yang memiliki berlian melindungi investasi mereka dan hal tersebut melambungkan harga berlian " kata Uri Friedman.
Ditambah lagi sekitar tahun 1940 - an, seorang penulis yang biasa menulis tentang perhiasan dari agensi iklan N.W. Ayer membuat sebuah semboyan yang cukup tenar sampai sekarang yakni “ A Diamond is Forever “. Semenjak slogan yang telah tenar tersebut, orang – orang di seluruh dunia kian yakin bila perhiasan – perhiasan dengan tahta berlain sangat layak untuk di jadi kan sebagai “ pusaka “ keluarga, di guna kan sebagai cincin pertunangan, malahan tak jarang cincin pertunangan dengan tahta berlian tersebut di waris kan secara turun - temurun pada para anak – anak mereka nanti nya sebagai harga keluarga yang turun - temurun. Kurang romantis, ya ? yang memang begitu lah ada nya cerita tentang kenapa cincin tunangan memakai berlian.
Memang sedikit berbau propaganda bisnis pada penggunaan berlian sebagai cincin untuk pertunangan ini. Tapi meskipun begitu, hal tersebut terlanjur sudah menjadi sebuah tradisi di setiap negara yang masih selalu di lakukan hingga saat ini.
Comments